Hajar Aswad merupakan batu yang dalam agama Islam
dipercaya berasal dari surga. Yang pertama kali meletakkan Hajar Aswad adalah
Nabi Ibrahim as.
Dahulu kala batu ini memiliki sinar yang terang dan
dapat menerangi seluruh jazirah Arab. Namun semakin lama sinarnya semangkin
meredup dan hingga akhirnya sekarang berwarna hitam.
Batu ini memiliki aroma wangi yang unik dan ini
merupakan wangi alami yang dimilikinya semenjak awal keberadaannya. Dan pada
saat ini batu Hajar Aswad tersebut ditaruh di sisi luar Ka’bah sehingga mudah
bagi seseorang untuk menciumnya. Adapun mencium Hajar Aswad merupakan sunah
Nabi saw. Karena beliau selalu menciumnya setiap saat bertawaf. Dan sunah ini
diikuti para sahabat beliau dan Muslimin.
Pada awal
tahun gajah, Abrahan Alasyram penguasa Yaman yang berasal dari Habsyah atau
Ethiopia, membangun gereja besar di Sana’a dan bertujuan untuk menghancurkan
Ka’bah, memindahkan Hajar Asswad ke Sana’a agar mengikat bangsa Arab untuk
melakukan Haji ke Sana’a. Abrahah kemudian mengeluarkan perintah ekspedisi
penyerangan terhadap Mekkah, dipimpin olehnya dengan pasukan gajah untuk
menghancurkan Ka’bah. Beberapa suku Arab menghadang pasukan Abrahah, tetapi
pasukan gajah tidak dapat dikalahkan.
Begitu
mereka berada di dekat Mekkah, Abrahah mengirim utusan yang mengatakan kepada
penduduk kota Mekkah bahwa mereka tidak akan bertempur dengan mereka jika
mereka tidak menghalangi penghancuran Ka’bah.
Abdul
Muthalib, kepala suku Quraisyi, mengatakan bahwa ia akan mempertahankan hak-hak
miliknya, tetapi Allah akan mempertahankan rumah-Nya, Ka’bah, dan ia mundur ke
luar kota dengan penduduk Mekkah lainnya. Hari berikutnya, ketika Abrahah
bersiap untuk masuk ke dalam kota, terlihat burung-burung yang membawa batu-batu
kecil dan melemparkannya ke pasukan Ethiopia; setiap orang yang terkena
langsung terbunuh, mereka lari dengan panik dan Abrahah terbunuh dengan
mengenaskan. Kejadian ini diabadikan Allah dalam surah Al-Fiil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar