Bicara kota Makkah tidak lepas dari dua tempat suci nan
istimewa yaitu Ka'bah dan Masjid al-Haram. Tidaklah lengkap bicara sejarah kota
Makkah tanpa bicara sejarah pembangunan Ka'bah dan Masjid al-Haram.
Pembangunan Ka'bah
Ka’bah merupakan tempat tertinggi dan terhormat bagi kaum
muslimin baik kaya atau miskin, pribadi atau masyarakat dan dimana saja mereka
berada sehingga sepanjang sejarah Islam ka’bah inni terpelihara kesucciaan dan
kehormataannya dan tetap menjadi pusat perhatian para pelayannya. Adapun
riwayat-riwayat dalam buku-buku sejarah dan siroh yang mengungkap tentang
pembangunan dan pemeliharaan ka’bah walaupun sebagian riwayat-riwayat tersebut
tidak otentik ditinjau dari sudut periwayatannya telah memberikan penjelasan
bahwa telah terjadi beberapa kali pembangunan dan pendirian ka’bah, yaitu:
1. Pembangunan dan pemeliharaan para malaikat sebagaimana
yang diriwayatkan Al Azrooqy. (Lihat: Akhbaru Makkah 1/2 dan lihat As Suhaily
dalam Raudhul Unfi 1/222-223 dan Ibnu Hajar dalam Fathul Baari13/144 serta Al
Baihaqy dalam Ad Dalail 2/44)
2. Pembangunan dan pemeliharaan adam sebagaimana yang
diriwayatkan Al Baihaqy dan yang lainnya. (lihat Fathul Bari 13/144)
3. Pembangunan dan pemeliharaan anak-anak adam
sebagaimana yang diriwayatkan Al Azrooqy dan yang lainnya dari Wahb bin
Munabih,dan menurut As Suhaily yang membangun adalah Syiets bin Adam. (Lihat:
Akhbar Makah 1/8, Assiroh Asy Syamiyah 1/172 dan Raudhu Unfi 1/221Bidayah wan
Nihayah 1/178)
4. Pembangunan dan pemeliharaan Ibrohim dan anaknya
Ismail. Hal ini dijelaskan AlQur’an dan hadits-hadits bahkan riwayat-riwayat
tersebut menjelaskan bahwa Ibrohim dan Ismail lah orang pertama yang mendirikan
dan membangun ka’bah walaupun tempat ka’bah yaitu satu dataran yang tinggi lagi
menonjol dari sekitarnya telah dikenal para malaikat dan para Nabi sebelum
Ibrohim dan dia adalah tempat yang ditinggikan dan diagungkan dari zaman
terdahulu sampai datangnya Ibrohim dan membangun pondasi serta bangunannya
bersama anaknya Ismail. Adapun riwayat-riwayat yang menjelaskan bahwa ka’bah
telah diabngun sebelumnya hampir semuanya mauquf kepada para shohabat atau
tabi’in dan hanya diriwayatkan oleh ahli sejarah dan siroh seperti Al Azroqy,
Al Fakihany dan sebagian ahli tafsir dan ahli hadits yang mereka itu tidak
berpegang teguh dalam meriwayatkannya syarat-syarat keotentikannya,sehingga
berkata Ibnu Katsir setelah memastikan bahwa Ibrohim dan Ismail lah orang
pertama yang membangun ka’bah: ”Dan tidak ada stupun khobar (riwayat) yang
absah (otentik) dari Al Ma’shum (Nabi) yang menjelaskan baahwa ka’bah telah
dibangun sebelum Al Kholil (Ibrohim)” . (Lihat: Bidayah wan Nihayah 1/178)
Berkata Abu Syuhbah setelah merajihkan pendapat Ibnu Katsir rahimahullah :
Berkata Abu Syuhbah setelah merajihkan pendapat Ibnu Katsir rahimahullah :
”Tidaklah apa yang telah kami rajihkan dan ambil sebagai
pendapat kami bertentangan dengan riwayat yang mengatakan bahwa tidak ada
seorang Nabi pun kecuali telah berhaji ke baitullah (Ka’bah)” dan riwayat yang dikeluarkan oleh Abu Ya’la dalam
musnadnya dengan sanad kepada Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu beliau
berkata:
“Rasulullah telah berhaji, ketika sampai di wadi
asfaan,beliau berkata:”Wahai abu bakar, wadi apa ini? Berkata Abu Bakar:”Ini
adalah wadi asfaan kemudian beliua berkata:”Sungguh telah melewati wadi ini
nuh, hud dan ibrahim diatas onta-onta merah mereka yang dikendalikan dengan
tali kekang dan sarung-sarung mereka dari Aba’ dan selendang-selendang mereka
dari nimaar berhaji ke Al Bait Al Atiiq (ka’bah)”.
Dan apa yang telah dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya dengan sanad kepada Ibnu Abbas beliau berkata:
“Ketika Rasulullah melewati wadi asfaan saat beliau berhaji beliau berkata:”Wahai abu bakar wadi apa ini? Berkata Abu Bakar: ”Ini adalah wadi asfaan” kemudian beliau berkata: ”Sungguh telah melewati wadi ini hud dan soleh diatas onta-onta merah mereka yang dikendalikan dengan tali kekang dan sarung-sarung mereka dari Aba’ dan selendang-selendang mereka dari nimaar bertalbiah dan berhaji ke Al Bait Al Atiiq (ka’bah)” Karena maksudnya adalah berhaji ketempat nya walaupun belum ada disana bangunannya.
Dan apa yang telah dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya dengan sanad kepada Ibnu Abbas beliau berkata:
“Ketika Rasulullah melewati wadi asfaan saat beliau berhaji beliau berkata:”Wahai abu bakar wadi apa ini? Berkata Abu Bakar: ”Ini adalah wadi asfaan” kemudian beliau berkata: ”Sungguh telah melewati wadi ini hud dan soleh diatas onta-onta merah mereka yang dikendalikan dengan tali kekang dan sarung-sarung mereka dari Aba’ dan selendang-selendang mereka dari nimaar bertalbiah dan berhaji ke Al Bait Al Atiiq (ka’bah)” Karena maksudnya adalah berhaji ketempat nya walaupun belum ada disana bangunannya.
5. Pembangunan bangsa amaaliq dan jurhum sebagaimana yang
dinukil oleh As Syami dari riwayat Ibnu Abi Syaibah, Ishaq bin Rahuyah dalam
musnadnya, Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim dan Al Baihaqy dalam Ad Dalail dari Ali.
(lihat Subul Huda wa Rasyad 1/172)
Berkata As Suhaily: ”Dan disebutkan bahwa ka’bah dibangun dizaman jurhum sekali atau dua kali karena banjir yang telah menghancurkan tembaok ka’bah,dan itu bukan termasuk pembangunanya akan tetapi itu hanyalah perbaikan (pemugaran) dari sesuatu yang ada” (Lihat: Raudhu Unfi 1/222)
Berkata As Suhaily: ”Dan disebutkan bahwa ka’bah dibangun dizaman jurhum sekali atau dua kali karena banjir yang telah menghancurkan tembaok ka’bah,dan itu bukan termasuk pembangunanya akan tetapi itu hanyalah perbaikan (pemugaran) dari sesuatu yang ada” (Lihat: Raudhu Unfi 1/222)
6. Pembangunan Qushay bin Kilaab, berkata Aas Saamy: ”Hal
itu dinukil olehAz Zubair bin Bakaar dalam kitab An Nasab dan ditegaskan hal
itu oleh Abu Ishaaq Al Mawardy dalam Al Ahkaam As Sulthoniyah”. (Lihat:
Subul huda war rosyad 1/192)
7. Pembangunan bangsa Qurays dan tentang hal ini akan
dijelaskan secara khusus kemudian.
8.Pembangunan Abdullah bin Az Zubair, sebagaimana
diriwayatkan oleh Syaeikhon. (Lihat: Subul huda war rosyad 1/192)
Ketika Ibnu Az Zubair menetapkan rencana pembangunan
kembali ka’bah yang sesuai dengan asas dan bentuk yang telah dibangun Ibrohim
dan Ismail sebelum adanya perubahan dari kaum Quraisy, maka beliau sampaikan
kepada kaum muslimin yang akhirnya disetujui dan kaum muslimin langsung ikut
serta dalam menghancurkan bangunan ka’bah yang ada sampai rata dengan tanah
lalu mereka mencari asas pondasi bangunan ka’bah yang dibangun oleh ibrohim
setelah menemuinya maka mereka menegakkan tiang-tiang disekitarnya dan
menutupinya dengan penutup dan mulailah mereka membangun dan meninggikan
bangunan ka’bah bersama-sama serta menambah tiga hasta yang telah dikurangi
kaum quraisy dan menambah tinggi ka’bah sepuluh hasta lalu membuat dua pintu
dari arah timur dan barat satu untuk masuk dan yang lain untuk keluar. Hal itu
sesuai dengan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan
oleh Syaikhan ( Bukhari dan Muslim), yang berbunyi:
Wahai Aisyah kalau bukan karena kaummu baru lepas dari
kejahiliyahan sungguh aku perintahkan untuk membangun ka’bah lalu dihancurkan
dan aku masukkan padanya apa yang telah dikeluarkan darinya dan aku akan
rendahkan (tempelkan pintunya) dengan tanah serta aku buatkan pintu timur dan
barat dan aku sesuaikan dengan asas pondasi Ibrohim.
Kemudian Al Azraqy dan Ibnu Hajar menjelaskan bahwa
Ibrohim membangun ka’bah dengan tinggi 9 hasta, panjang 32 hasta dan lebar 22
hasta tanpa atap penutup.sedang As Suhaily mengisahkan bahwa tinggi ka’bah
adalah 9 hasta dari zaman Ismail, lalu ketika dibangun quraisy sebelum islam
ditambah 9 hasta, maka menjadi 18 hasta lalu mereka meninggikan pintunya dari
tanah sehingga tidak naik kecuali dengan tangga, kemudian ketikaa dibangun oleh
Ibnu Az Zubair maka dia menambah 9 hasta sehingga menjadi 27 hasta dan ini
masih sampai sekarang. (Lihat: Tarikh Makkah 1/64, dan Raudhul Unfi
1/221)
10. Pembangunan Al Hajaaj bin Yusuf Ats Tsaqafy atas
perintah Kholifah Abdul Malik bin Marwan Al Umawy, sebagimana diriwayatkan oleh
Imam Muslim (2/972/H 1333/402) hal itu terjadi karena keraguan Abdul Malik
terhadap pendengaran Abdullah bin Az Zubaair dari Aisyah hadits Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam:
Kalau bukan karena kaummu yang baru dari kejahiliyahan
atau berkata ke kufuraan sungguh aku akan menghancurkannya (Ka’bah) dan
menjadikan untuknya pintu dan aku tempelkan pintunya ketanah serta aku masukkah
padanya hijir ismail.
Kemudian Al Haarits bin abdullah bin Abi Robi’ah menguatkan dan membenarkan pendengaran Abdullah bin Az Zubair dihadapan Abdul Malik,maka kemuidian beliau menyesal akan penghancuran bangunan Ka’bah yang telah dibangun Abdullah bin Az Zubair dan pembangunannya kembali sebagaimana yang ada sebelumnya. (Muslim 2/972/H1333/403) Demikian juga diriwayatkan bahwa Kholifah Harun Ar Rosyid telah berencana untuk menghancurkan ka’bah dan membangunnya kembali sebagaimana bangunan Abdullah bin Az Zubair
Kemudian Al Haarits bin abdullah bin Abi Robi’ah menguatkan dan membenarkan pendengaran Abdullah bin Az Zubair dihadapan Abdul Malik,maka kemuidian beliau menyesal akan penghancuran bangunan Ka’bah yang telah dibangun Abdullah bin Az Zubair dan pembangunannya kembali sebagaimana yang ada sebelumnya. (Muslim 2/972/H1333/403) Demikian juga diriwayatkan bahwa Kholifah Harun Ar Rosyid telah berencana untuk menghancurkan ka’bah dan membangunnya kembali sebagaimana bangunan Abdullah bin Az Zubair
, akan tetapi Imam Malik bin Anas berkata kepadanya: ”Aku
bersumpah demi Allah wahai amirul mukminin janganlah kamu menjadikan ka’bah ini
sebagai permainan para raja setelah engkau sehingga tidaklah seorang dari
mereka yang ingin merubahnya kecuali dia akan merubahnya dan kemudian hilanglah
kewibawaannya dari hati-hati kaum muslimin”. Lalu beliau menggagalkan
rencana tersebut,sehingga ka’bah masih seperti itu sampai sekarang ini.
Pembangunan Masjid al-Haram
Masjid Al Haram adalah masjid yang ada padanya ka’bah,
dahulu masjid ini tidak bertembok akan tetapi dikelilingi oleh rumah-rumah
penduduk dari semua arah dan perluasan yang pertama terjadi pada masjid ini
setelah datangnya islam yaitu pada masa pemerintahan Umar bin Al Khothob radhiyallahu
'anhu ketika beliau melihat bahwa masjid tidak bisa menampung para jamaah
haji dan orang yang berziarah lalu beliau membeli rumah-rumah yang ada
disekitarnya untuk perluasan dan mendirikan tembok atau dinding disekeliling
ka’bah setinggi manusia. (lihat Tarikh Makkah 2/28-29)
Dan pada masa pemerintahan Utsman terjadi lagi perluasan demikian juga pada masa Abdullah bin Az Zubair, lalu pada masa pemerintahan bani Umayah,Walid bin Abdil Malik menambah sebidang tanah untuk masjid dan merenovasi dengan membangunnya melengkung dan menghiasinya dengan kepingan-kepingan batu dan didukung dengan tonggak-tonggak dari marmer yang dibawa dari mesir dan syiria.kemudian semasa pemerintahan bani Abassiyah,khalifah Abu Ja’far Al Manshur menambah sebidang tanah lagi untuk masjid dan membangun serambi bundar, dan ketika kholifah Al Mahdy melaksanakan haji tahun 776 H, beliau membeli rumah-rumah yang berada disekitar masjid dan tempat sa’i (mas’a) dan meratakan rumah-rumah tersebut dan menambahkannya kedalam masjid sehingga luas masjid menjadi 1200.000 hasta persegi kemudian pada masa kholifah Al Mu’tadid billah dan Al Mu’tadir billah pun terjadi perluasan akan teytapi perluasan yang cukup besar terjadi pada tahun 306 H/918 M dan setelah itutidak terjadi perluasan sampai pada pemerintahan kerajaan Saudi Arabiyah akan tetapi terjadi renovasi dan restorasi diantara masa-masa tersebut. (lihat dua kota suci, terbitan kementerian penerangan informasi luar negeri KSA, hal.10)
Pemerintah Saudi Arabiyah sebagaimana pemerintah yang lainnya yang berkuasa di makkah telah memberikan perhatian yang sangat baik termasuk masjid haram sehingga pada masa raja Saud bin Abdul Aziz ditetapkan pelaksanaan perluasan besar-besaran atas masjid Al Haram yang dilaksanakan mulai dari tahun 1375 H/1955 M dan dibagi menjadi beberapa tahap:
1. Tahap pertama dimulai tahun 1375 H/1955 M yang
mencakup beberapa realisasi pembangunan yang terpenting diantaranya:
- Membongkar fasilitas tempat tinggal dan perdagangan yang berlokasi didekat tempat sa’I (mas’a) dan bangunan-bangunan yang terleetak sebelah timur Marwa serta membangun jalan baru yang membentangsepanjang shafa dan marwa ke Qarwa,Qarara dan Syamiyah.
- Membangun tempat sa’i dua tingkat dengan panjang dari dalam 394,5 meter dan lebar 20 meter untuk mengakomodasi orang yang sholat dalam jumlah yang lebih banyak dengan tinggi lantai dasar 12 meter dan lantai atas 9 meter.
- Membangun ditengah-tengah mas’a sebuah pagar pembatas panjang hingga menjadi dua bagian.salah satunya untuk pelaksanaan sa’i dari shafa ke marwa dan yang lain dari marwa ke shofa,guna menghindari tabrakan ketika pelaksanaan sa’i.
- Membuat 16 pintu yang menghadap ke timur mas’a.dua tempat masuk untuk lantai atas: satu untuk shafa dan satu untuk marwa. Dari dalam telah dibangun dua jenjang masuk dari dalam masjid, satu dekat pintu (bab) al-shofa dan yang lain dekat pintu (bab) al-salam dan dibawah tanah dibangun ruangan setinggi 3,5 meter .
- Membangun saluran khusus untuk mencegah banjir.
- Membongkar fasilitas tempat tinggal dan perdagangan yang berlokasi didekat tempat sa’I (mas’a) dan bangunan-bangunan yang terleetak sebelah timur Marwa serta membangun jalan baru yang membentangsepanjang shafa dan marwa ke Qarwa,Qarara dan Syamiyah.
- Membangun tempat sa’i dua tingkat dengan panjang dari dalam 394,5 meter dan lebar 20 meter untuk mengakomodasi orang yang sholat dalam jumlah yang lebih banyak dengan tinggi lantai dasar 12 meter dan lantai atas 9 meter.
- Membangun ditengah-tengah mas’a sebuah pagar pembatas panjang hingga menjadi dua bagian.salah satunya untuk pelaksanaan sa’i dari shafa ke marwa dan yang lain dari marwa ke shofa,guna menghindari tabrakan ketika pelaksanaan sa’i.
- Membuat 16 pintu yang menghadap ke timur mas’a.dua tempat masuk untuk lantai atas: satu untuk shafa dan satu untuk marwa. Dari dalam telah dibangun dua jenjang masuk dari dalam masjid, satu dekat pintu (bab) al-shofa dan yang lain dekat pintu (bab) al-salam dan dibawah tanah dibangun ruangan setinggi 3,5 meter .
- Membangun saluran khusus untuk mencegah banjir.
2. Tahap kedua dimulai tahun 1379 H/1959 M, diantaranya:
- Membangun fondasi serambi bagian timur dan dindingnya dilapisi marmer,sementara kubah dan plafon dengan batu-batu pahatan.
- Menyelesaikan bagian yang belum selesai pada pembuatan saluran air pencegah banjir.
- Membangun gang melingkar diatas shofa yang sesuai dengan tingkat atas serambi bagian timur mas’a dan antara serambi dan mas’a dihubungkan dengan plafon bundar yang berbentuk kubah.gang ini dikhususkan untuk mereka yang masuk melalui pintu (bab) al-Shofa yang baru menuju ke kedua lantai.
- Membangun fondasi serambi bagian timur dan dindingnya dilapisi marmer,sementara kubah dan plafon dengan batu-batu pahatan.
- Menyelesaikan bagian yang belum selesai pada pembuatan saluran air pencegah banjir.
- Membangun gang melingkar diatas shofa yang sesuai dengan tingkat atas serambi bagian timur mas’a dan antara serambi dan mas’a dihubungkan dengan plafon bundar yang berbentuk kubah.gang ini dikhususkan untuk mereka yang masuk melalui pintu (bab) al-Shofa yang baru menuju ke kedua lantai.
3. Tahap ketiga dimulai pada tahun 1318 H/1981 M
diantaranya adalah:
- Membangun bagian kedua serambi barat daya dan menyelesaikan lantai bawahnya.
- Membangun serambi utama didaerah yang membentang dari pintu (bab) Al-Umroh ke pintu (bab) Al-Salam.
- Menyelesaikan pembangunan bawah tanah yang dibangun di bawah masjid al-haram, kecuali mas’a.
- Membangun bagian kedua serambi barat daya dan menyelesaikan lantai bawahnya.
- Membangun serambi utama didaerah yang membentang dari pintu (bab) Al-Umroh ke pintu (bab) Al-Salam.
- Menyelesaikan pembangunan bawah tanah yang dibangun di bawah masjid al-haram, kecuali mas’a.
Setelah
mas’a dimasukkan ke masjid al-haram, luas lantai atas dan lantai bawah
masing-masing 8.000 m2 lima halaman masjid untuk umum juga telah dibangun
sekitar masjid yang sekarang mempunyaoi 64 pintu, serta sejumlah terowongan
dari semua jurusan yang dilengkapi dengan toilet dan tempat-tempat
berwudhu.areal masjid haram setelah diperluas menjadi 193.000m2. sebelumnya
seluas 29.127 m2, yaitu bertambah seluas 131.041 m2.ini membuat masjid mempu
menampung 400.000 orang yang sholat. Perluasan ini meliputi restorasi ka’bah,
areal tempat tawaf (al-mathof) dan merenovasi Maqom Ibrohim. Kemudian pada
pemerintahan raja Fahd bin Abdul Aziz terdapat perluasan dan perbaikan
arsitektur masjid haram termasuk menggabungkan bagian baru kepada masjid yang
sekarang dari arah barat diareal pasar kecil antara pintu (bab) al-umroh dengan
pintu (bab) al-malik. Areal perluasan bangunan ini seluas 57.000 m2 yang
terdiri dari lantai bawah tanah, lantai dasar dan lantai satu. Areal ini dapat
menampung 190.000 orang sholat.
Proyek ini termasuk menyelesaikan halaman-halaman luar yang terdiri dari halaman yang tertinggal dekat pasar kecil dan halaman yang berlokasi sebelah timur mas’a dengan areal seluas 59.000 m2. Areal ini dapat mengakomodasikan 130.000 orang sholat. Maka areal masjid setelah perluasan sekarang, atap dan halaman seluas 328.000 m2 yang dapat mengakomodasikan 730.000 orang shalat.
Perluasan bangunan ini memiliki satu pintu masuk utama dan 18 pintu biasa. Disamping itu, bangunan yang yang telah ada memiliki 3 pintu masuk utama dan 27 pintu biasa. Dalam merancang bangunan perluasan ini adalah dengan membangun dua pintu masuk untuk ruang bawah tanah di samping 4 pintu masuk yang telah ada. Bangunan perluasan ini juga mempunyai dua menara setinggi 89 meter yang didisain arsitektur dan materialnya sama dengan tujuh menara sebelumnya.Untuk fasilitas jalan masuk orang-orang sholat ke atap bangunan perluasan pada musim-musim tertentu, telah dibangun 2 eskalator, satu terletak sebelah utara dan yang lain sebelah selatan dengan areal masing-masing 375 m2. Kedua bangunan ini mempunyai 2 set eskalator yang masing-masing berkapasitas 15.000 orang per jam. Ini disamping dua set eskalator dalam bangunan itu yang masing-masing berada dekat dengan pintu masuk utama. Eskalator-eskalator ini ditambah dengan 8 buah tangga dibangun untuk mempermudah gerakan jamaah haji dan orang sholat. Maka masjid haram dan perluasan bangunannya telah memiliki tujuh eskalator, tersebar diseluruh penjuru masjid guna melayani pengunjung lantai pertama. Setiap lantai bangunan memiliki 492 tiang yang semuanya dilapisi dengan marmar dengan tinggi 4,3 meter untuk lantai dasar dan 4,7 meter untuk lantai pertama. Dasar tiang-tiang berbentuk segi enam. Bagian muka bangunan perluasan, tinggi 20,96 meter dihiasi dengan prasasti Islami terbuat dari marmer dan batu-batu buatan.
Masjid Al-Haram sekarang terdiri dari 3 lantai, lantai bawah tanah tingginya 4 meter, lantai dasar dan lantai satu masing-masing setinggi 10 meter. Atap perluasan masjid semuanya dilantai dengan marmer hingga dapat dipergunakan untuk sholat.
Tiga kubah bagi perluasan masjid itu berlokasi di tengah-tengah sejajar dengan
pintu masuk utama, tingginya 13 meter, dan sekitarnya dibuat jendela-jendela
celah. Bentuk luar kubah-kubah ini sama dengan kubah-kubah yang telah ada.
Perluasan yang dilakukan oleh Raja Fahd bin Abdul Aziz terus dilakukan dengan memperluas masjid dengan pengembangan horisontal dari lantai-latai yang sudah ada: ruang bawah tanah, lantai dasar, lantai satu dan atap. Ruangan awah tanah semuanya terletak dibawah permukaan tanah secara mekanis telah diperlengkapi dengan ventilasi udara . Sementara itu lantai dasar dan lantai satu berada diatas permukaan tanah. Ventilasi udaranya dibuat alami melalui jendela yang saling berlawanan. ( Kholid Syamhudi Lc )
Perluasan yang dilakukan oleh Raja Fahd bin Abdul Aziz terus dilakukan dengan memperluas masjid dengan pengembangan horisontal dari lantai-latai yang sudah ada: ruang bawah tanah, lantai dasar, lantai satu dan atap. Ruangan awah tanah semuanya terletak dibawah permukaan tanah secara mekanis telah diperlengkapi dengan ventilasi udara . Sementara itu lantai dasar dan lantai satu berada diatas permukaan tanah. Ventilasi udaranya dibuat alami melalui jendela yang saling berlawanan. ( Kholid Syamhudi Lc )
SALAM BAITULLAH
Mau UMRAH .... , kami siap membantu, hingga impian suci anda benar-benar menjadi nyata.
Hub kami / SMS : 08787 1968 154, 081 299 426 70, 081 290 568 32
http://umrahibunda.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar